Dell (Foto: V3)
TEXAS - Bukan rahasia lagi jika saat ini kejahatan cyber kian meningkat. Tim peneliti dari Dell menemukan bahwa selama ini hacker menjual informasi milik pengguna kepada para penjahat cyber senilai seribu dolar atau sekira Rp10 juta-an (kurs Rp10.035) per arsip.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh anak perusahaan, SecureWorks, hacker tidak hanya ‘panen’ informasi akun pengguna, tetapi juga mencari sebundel informasi lengkap tentangnya. Dalam istilah hacker disebut sebagai “fultz”.
“Pasar ini menjadi one-stop shopping untuk mendapatkan informasi atau identitas. Selanjutnya, mereka bisa gunakan untuk melancarkan aksi penipuan,” terang SecureWorks dalam laporannya, sebagaimana disadur dari V3, Rabu (17/7/2013).
“Mereka (hacker) bukan saja menjual informasi, tetapi juga menjual dokumen penting pendukung lainnya seperti nomor jaminan sosial, data asuransi kesehatan, data SIM, dan alamat pengguna dalam bentuk ‘dox’ untuk mendapatkan tambahan,” lanjutnya.
Hacker akan melepas semua informasi penting tersebut senilai USD500 atau sekira lima juta-an rupiah. Sementara, data-data yang mencakup rekening game online akan dijual dengan harga yang lebih tinggi hingga mencapai USD1000 (sekira Rp10 miliar). Adapun rekening tersebut berupa PSN dan Xbox Live.
“Peneliti CTU kami sering menemukan cache data curian. Kami juga menemukan bahwa hacker akan mencuri apa saja yang mereka anggap bisa menghasilkan keuntungan besar,” ungkap peneliti Dell SecureWorks, Don Jackson. (amr)
Menurut penelitian yang dilakukan oleh anak perusahaan, SecureWorks, hacker tidak hanya ‘panen’ informasi akun pengguna, tetapi juga mencari sebundel informasi lengkap tentangnya. Dalam istilah hacker disebut sebagai “fultz”.
“Pasar ini menjadi one-stop shopping untuk mendapatkan informasi atau identitas. Selanjutnya, mereka bisa gunakan untuk melancarkan aksi penipuan,” terang SecureWorks dalam laporannya, sebagaimana disadur dari V3, Rabu (17/7/2013).
“Mereka (hacker) bukan saja menjual informasi, tetapi juga menjual dokumen penting pendukung lainnya seperti nomor jaminan sosial, data asuransi kesehatan, data SIM, dan alamat pengguna dalam bentuk ‘dox’ untuk mendapatkan tambahan,” lanjutnya.
Hacker akan melepas semua informasi penting tersebut senilai USD500 atau sekira lima juta-an rupiah. Sementara, data-data yang mencakup rekening game online akan dijual dengan harga yang lebih tinggi hingga mencapai USD1000 (sekira Rp10 miliar). Adapun rekening tersebut berupa PSN dan Xbox Live.
“Peneliti CTU kami sering menemukan cache data curian. Kami juga menemukan bahwa hacker akan mencuri apa saja yang mereka anggap bisa menghasilkan keuntungan besar,” ungkap peneliti Dell SecureWorks, Don Jackson. (amr)
0 komentar:
Posting Komentar